Friday, November 13, 2015

Panggung Sandiwara

Dunia ini panggung sandiwara.
Kata-kata terakhir dari almarhum Yai (kakek dalam bahasa Palembang). Kebanyakan dari kita memang sudah tak asing lagi mendengar kalimat yang menjadi lirik lagu yang dinyanyikan Nicky Astria itu. 

Dunia ini memang panggung sandiwara. Tempat dimana kebanyakan orang bersandiwara, memainkan perannya masing-masing, lebih dari sekadar protagonis atau antagonis. 

Dunia ini memang panggung sandiwara. Ada yang jujur, ada pula yang pembohong. Ada yang dermawan, ada pula yang kikir dan lintah darat. Ada yang memberi, ada pula yang meminta. Ada yang diperas, ada pula yang memeras. Ada yang ikhlas menolong, ada pula yang mengharap imbalan. Ada yang bekerja keras, ada pula yang ingin instant. Ada pembuat keributan, ada pula yang menjadi korban keributan. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Ada korban, dan pasti ada pelakunya.

Dunia ini memang panggung sandiwara. Ada yang memang baik, ada pula yang pura-pura baik. Ada yang jahat, ada pula yang terpaksa jahat. Ah, terlalu banyak ternyata peran-peran seluruh manusia di dunia yang memang panggung sandiwara ini.

Yang jelas, jangan sampai kita memerankan peran-peran yang tidak baik itu. Jangan sampai terjebak di panggung sandiwara ini. Karena apapun peranmu di dunia, kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, Sang Sutradara di hari pembalasan nanti. Tak ada cara lain selain memohon petunjuk dan perlindungan Allah agar tidak terjebak dan menjadi korban di panggung sandiwara ini.

Monday, November 9, 2015

Disiplin Adalah Napasku

2006. Gadis kecil berambut panjang dikuncir satu bak ekor kuda yang berayun-ayun memasuki lapangan sebuah SMP. Ya, salah satu SMP favorit di kota Palembang. Senyum bahagianya terlihat mengembang, matanya berbinar-binar, sambil merapikan seragam baru kebanggannya itu. "Ya Allah, terima kasih aku telah resmi menjadi siswa SMP ini," gumamnya dalam hati.

Matanya memandang luas ke sekeliling lapangan SMP itu. Tak lama kemudian pandangannya tertuju pada papan besar bertuliskan Disiplin Adalah Napasku. Langkah kakinya yang tadi tampak lincah, terhenti sejenak. Dia mendongak, melihat papan yang letaknya dua kali lebih tinggi dari tubuhnya. "Wah, terlihat seperti slogan TNI," ucapnya.

Hari-hari berlalu, sampai suatu ketika selesai upacara bendera yang rutin dilakukan tiap hari Senin, kepala SMP menjelaskan arti dari papan bertuliskan Disiplin Adalah Napasku itu. Sejak saat itu, dia paham dan mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pun siswa-siswa lainnya.
Tahun demi tahun dia lewati. Sampailah di tahun 2009 yaitu tahun kelulusannya di SMP itu. Kemudian dia masuk SMA, singkat cerita dia pun lulus SMA di tahun 2012.

Tak disangka, Allah memberikan kesempatan padanya untuk mengenyam pendidikan di fakultas kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Entah mengapa, gadis itu seperti tak ingat apa yang dulu pernah tertanam di dalam hatinya. Dia seperti lupa pernah menjadi orang yang menerapkan kalimat di papan besar itu. Kalimat yang benar-benar menghipnotisnya untuk bekerja keras, berdisplin dalam kehidupan sehari-hari, mengatur waktu sebaik mungkin.

Dan kau tahu siapakah gadis itu? Gadis itu adalah aku. Ya, aku yang dulu sangat semangat dengan kalimat Disiplin Adalah Napasku. Aku ingin memiliki semangat seperti itu lagi. Ya Allah, mampukanlah.
 

Warna-Warni Kehidupan Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates