Saturday, October 8, 2016

Apa Sebenarnya Bahagia Itu?

Apa sebenarnya bahagia itu?
Punya banyak uang? Tinggal di rumah mewah? Punya mobil mewah? Punya pekerjaan yang mapan? Punya jabatan/pangkat yang tinggi? Punya banyak waktu luang? Punya wajah rupawan? Punya banyak teman? Terkenal? Dielu-elukan banyak orang?

Lalu, kalau semua jawaban pertanyaan di atas YA, mengapa sampai saat ini banyak orang kaya yang tetap tidak bahagia? Mengapa banyak dari mereka yang punya pekerjaan mapan, jabatan/pangkat tinggi tetap tidak bahagia? Mengapa banyak orang yang punya waktu luang, terbuang percuma dan tetap tidak bahagia? Mengapa artis-artis yang punya wajah rupawan, banyak teman, terkenal, dielu-elukan banyak orang tetap tidak bahagia?

Jawabannya adalah karena kurangnya rasa syukur. Cobalah lihat kakek-nenek atau buyut-buyut kita zaman dahulu. Mereka tinggal di desa, rumah yang sederhana, dengan pekerjaan yang sederhana (petani, pedagang, guru, dsb) dengan penghasilan yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Kemana-mana hanya jalan kaki, naik angkutan umum, atau bersepeda. Tidak ada salon atau tempat perawatan untuk menyulap diri menjadi rupawan. Tidak ada peralatan serba canggih seperti sekarang: mesin cuci, handphone, laptop, kulkas, dsb sehingga mereka semua mengerjakannya secara manual dan membuat mereka harus bangun lebih pagi agar tidak terlambat memulai aktifitas. Tetapi, mereka tetap bahagia. Senyum selalu mengembang di wajah mereka, bahkan bisa tertawa lepas.

Bahagia adalah apapun dan bagaimanapun keadaanmu, kamu tetap bersyukur, sehingga hatimu lapang dan menerima apapun dan bagaimanapun keadaanmu. Seperti yang telah Allah jelaskan dalam firmannya:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
[QS. Ibrahim: Ayat 7]

Begitulah, seperti janji Allah, apabila kita bersyukur niscaya Allah akan menambahkan nikmat-Nya, hati kita terasa lapang sehingga kita selalu merasa bahagia. Sebaliknya, jika kita mengingkari nikmat Allah (tidak bersyukur), maka hati kita selalu terasa sempit dan membuat kita tidak bahagia. Dan jangan sampai karena kita tidak bersyukur akan nikmat Allah, membuat Allah murka dan menurunkan azab-Nya yang sangat pedih. Naudzubillah.

No comments:

 

Warna-Warni Kehidupan Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates