Sunday, July 7, 2013

Kangen Sosok Nenekku Nun Jauh Di Sana...

Assalammu'alaikum bloggie :)

Kali ini, aku ingin berbagi rasa kangenku pada sosok Almarhumah Nenekku, Nyai (kalo dlm bahasa Palembang). Yah, Nyai ku adalah sosok yg sangat ku rindukan saat ini. Sudah lebih dari 3 tahun kepergian Nyai meninggalkan dunia yg fana ini... Waktu itu, aku masih kelas X SMA, saat Nyai mulai sakit2an. Seminggu sebelum kepergiannya, Beliau mengeluhkan dadanya yang sesak. Lalu, aku menyarankan utk memeriksakan diri ke dokter dan diantar oleh Uwakku. Namun, Nyai tetap bersikeras tidak mau memeriksakan diri ke dokter. Hmm benar saja, penyakitnya semakin hari semakin parah. Malam sebelum kepergian beliau, sekitar pukul 11 malam WIB, Nyai mengeluhkan dadanya yg sakit & sesak. Aku pun panik & langsung menelpon Uwakku utk mengantarkan Nyai ke Rumah Sakit terdekat.

15 menit kemudian, Uwakku sampai dan langsung membantu Nyai masuk ke mobil dan langsung bergegas ke Rumah Sakit terdekat. Saat itu, Aku, Sepupuku dan Uwakku benar2 panik melihat kondisi Nyai yg semakin parah. Wajahnya pucat, kaki & tangannya semakin dingin, pandangannya pun semakin sayu.

Setibanya di Rumah Sakit, kami langsung membawa Nyai ke UGD. Perawat pun langsung membawa Nyai menggunakan kursi roda. Tak lama kemudian Dokter datang utk memeriksa kondisi Nyai. Kulihat wajah dokter itu panik dan langsung memerintahkan para perawat utk mengambil tabung oksigen, karena waktu itu nafas Nyai semakin sesak & wajahnya makin membiru. 

Setelah lebih kurang 30 menit kami menunggui Nyai di UGD, dokter memberi tahu bahwa kamar di Rumah Sakit tersebut sudah penuh dan dokter pun meminta ma'af. Dokter menyarankan agar kami membawa Nyai ke Rumah Sakit lain yg tak jauh dari sana, agar Nyai bisa mendapatkan pertolongan secepatnya. 

Sesampainya kami di Rumah Sakit yg disarankan oleh dokter tadi, buru2 kami langsung lari UGD dan ternyata kamar di sana pun sudah penuh. Kulihat wajah Uwak dan sepupuku sudah semakin panik akan keselamatan Nyai. Namun dokter & perawat tetap membaringkan Nyai di tempat tidur ruang UGD. Lama kami menunggu dokter selesai memeriksa kondisi Nyai. Kami hanya bisa pasrah & berdo'a pada Allah memohon keselamatan utk Nyai.

Waktu menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Akhirnya dokter mendiagnosis bahwa Nyai menderita pembesaran jantung & ada kerusakan di katupnya. Dokter juga memberitahu agar kami banyak2 berdo'a saja, karena sepertinya kondisi Nyai semakin parah & mustahil utk diselamatkan.

"Ya Allah, apakah benar yg dibilang dokter... Kenapa Ya Allah, kenapa secepat ini engkau memanggil Nyai dari sisi kami... Padahal Nyai kan janji, mau lihat Sarah kuliah Ya Allah.. Katanya Nyai pengen liat Sarah jadi dokter"

Pukul 02.00 dini hari, akhirnya perawat memberitahu kami bahwa ada kamar kosong utk Nyai. Kami pun langsung bergegas membawa Nyai ke kamar rawat inap. Sesampainya di sana, nafas Nyai semakin sesak, matanya menatap ke atas. "Maak, sabar mak, mak pasti sembuh, tahan Maaak", begitu ucap Uwakku waktu itu. MasyaAllah, ternyata perawat lupa membawa tabung oksigen Nyai. Dua orang sepupuku langsung bergegas lari kembali ke ruang UGD utk mengambil tabung oksigen yg ketinggalan.

Benar saja, baru saja kami sampai membawa Nyai ke kamar rawat inap, Nyai menghembuskan nafas terakhirnya. Dua orang sepupuku yg baru saja sampai di depan pintu, melihat kejadian itu menangis terisak sejadi-jadinya. Aku pun tak kuasa menahan air mata, akhirnya basah semua pipi ini. Uwakku pun memeluk erat2 tubuh Nyai yg sudah terbujur kaku itu. "Maaaak, Ya Allah Maaaak, kenapa secepat ini pergi meninggalkan kami....", isak tangis Uwakku.

Orang2 di kamar rawat kelas III itu pun langsung mendekat, seakan penasaran kejadian apa yg barusan terjadi. Diantara mereka ada yg ikut menangis, ada yg menguatkan, ada yg terdiam kaget.

"Ya Allah, aku kangen Nyai, aku kangen dipeluk Nyai, aku kangen dinasehatin Nyai, aku kangen dimarahin Nyai gara2 males bersih2, aku kangen dimarahin Nyai gara2 tidur terus, aku kangen dimarahin Nyai gara2 lupa makan gara2 buat PR + tugas + belajar, aku kangen sahur bareng Nyai, aku kangen buka puasa bareng Nyai, aku kangen tarawih di masjid bareng Nyai, aku kangen makan masakkan Nyai, aku kangen denger cerita2 Nyai, aku kangen curhat sama Nyai, aku kangeeeen....kangeeeenn... semuanya...".

Betapa tidak, belasan tahun aku hidup bersama Nyai. Nyai yg membesarkanku saat orang tuaku bekerja di luar kota. Nyai yg menjadi ibuku, sewaktu ibuku tidak ada di rumah.

Rasanya ingin sekali aku berbagi cerita lagi bersama Nyai... Rasanya ingin ku sampaikan pada Nyai, "Nyai, sekarang  Sarah Alhamdulillah sudah kuliah di Fakultas Kedokteran, Jurusan Pendidikan Dokter, di salah satu PTN yg baik. Walaupun Nyai nanti nggak liat langsung Sarah lulus jadi dokter, mungkin Nyai bisa liat di alam sana. Nyai yg baik yah di sana sama Yai :') Semoga kelak di akhir kehidupan ini, Allah mempertemukan kita di Surga-Nya, Amiiin".

Almh. Nyai

Almh. Nyai & Ponakanku





No comments:

 

Warna-Warni Kehidupan Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates