Sunday, August 24, 2014

Sepi dan Jenuh

Di tengah hujan yang mengguyur Tembalang malam ini, mood saya sedang tak menentu. Pikiran susah sekali diajak fokus belajar untuk persiapan ujian Farmakologi 1 dan Anatomi 1 hari Kamis mendatang. Iya, memang beberapa hari lagi, tapi dengan materi yang sebegitu banyaknya, belajar harus dicicil mulai dari sekarang. Di blog inilah saya sering mencurahkan segala isi hati, pikiran, dan perasaan saya. Entahlah, saya bingung siapa yang harus diajak cerita.

Orang tua? Oh tidak, mereka sudah cukup sibuk dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga. Ditambah lagi dengan kehadiran adik bungsu saya yang umurnya baru satu bulan lebih. Saya tidak tega membebani pikiran mereka dengan 'rengekkan' tak berarti ini. Teman? Wah, jangan. Mereka juga pasti sedang sibuk belajar untuk persiapan ujian. Malah ada yang besok sudah mulai ujian dengan dua mata kuliah. Hmm saya pikir, saya masih mending, karena masih ada beberapa hari untuk mempersiapkannya. Sahabat SMA? Hmm mereka juga sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.

Sepi. Itulah yang sedang saya rasakan saat ini. Oh, mungkin lebih tepatnya ini yang dinamakan kesepian? Rasanya, selama hidup 20 tahun baru kali ini saya merasa 'kesepian'. Haha, aneh memang. Tapi saya selalu menghindari rasa sepi itu dengan kegiatan yang lain. Saat bosan belajar, biasanya saya rehat sejenak dengan membaca berita di koran online, membaca novel, atau sekedar ngemil. Setelah dirasa fresh lagi, barulah saya melanjutkan belajar. 

Tapi, tidak untuk kali ini. Mungkin saat ini saya sudah jatuh pada titik jenuh. Setiap manusia saya pikir, pasti pernah merasakan jenuh. Dan kali ini adalah giliran saya yang merasakannya. Tapi setidaknya, saya bersyukur ternyata saya normal, karena merasakan hal ini. Bukankah malah mengerikan kalau seseorang tak pernah merasakan bosan dan jenuh di hidupnya? Artinya orang itu hidupnya terlalu datar, atau bahasa anak muda sekarang, flat.  

Menurut saya, jenuh juga tanda kasih sayang Allah, Dia ingin mendengar rintihan dan pinta hamba-Nya. Biasanya kita baru ingat dengan Allah jika ditimpa musibah, dilanda kesedihan, bosan, atau jenuh. Lalu, apa yang saya jenuhkan? Sepi. Ya, saya jenuh dengan suasana sepi seperti ini. 

Saya rindu dengan sepupu saya yang pernah tinggal satu atap dengan saya, saat saya kelas X sampai XII SMA dulu. Dialah tempat saya berbagi cerita, mulai dari hal-hal yang mungkin tidak penting, sampai hal penting dalam hidup saya seperti keputusan melanjutkan kuliah di sini. Dia selalu mendengarkan apapun yang terlontar dari mulut saya, padahal saya tahu saat itu dia baru pulang kerja. Dia selalu memberi saran dan nasihat tentang apa saja yang akan saya lakukan, sampai hal paling sepele sekali pun misalnya saat akan membeli bumbu dapur. 

Dia sepupu saya, tapi sudah seperti kakak saya sendiri. Kalau saya sakit dia yang merawat saya. Kalau saya menangis dia yang menghibur dan menguatkan saya, mengingatkan kembali akan mimpi-mimpi saya. Atau kalau saya menonton TV sampai larut malam hanya karena ingin melihat acara favorit saya semasa SMA dia langsung menegur, "Dak ngantok apo kau nih? Awak besok sekolah pagi, tedoklah!" 

Kami juga sering saling pinjam jilbab, tas, dan sebagainya. Sering pergi berdua sekedar melepas penat di akhir pekan sambil tertawa riang. 

Juli 2012. Iya, itu terakhir kali saya melihat senyum di wajahnya sambil mengucapkan salam perpisahan, semoga kelak Allah mengizinkan kami bertemu kembali di suasana, waktu, dan tempat yang tepat. 

Apokabar Yuk Yus di sano? Mugo baek-baek bae yo. Kapanlah kito pacak cak dulu lagi? Lah kangen nian aku samo Yuk Yus, banyak yang nak diceritoke. Tunggu yo Yuk Yus, do'ake aku kuliahnyo lancar di sini. 




No comments:

 

Warna-Warni Kehidupan Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates